HumasPoltekesosBDG_Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial RI bersama 16 perguruan tinggi negeri dan swasta di Jawa Tengah menggelar pertemuan koordinasi dan diskusi strategis terkait penanganan kemiskinan ekstrem di Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini berlangsung di Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (19/6/2025).
Pertemuan ini menjadi langkah awal untuk memperkuat kolaborasi antar sektor dalam mendukung percepatan pengentasan dan penghapusan kemiskinan berdasarkan Inpres No. 8/2025, khususnya di wilayah Jawa Tengah yang mencatat angka kemiskinan sebesar 14,22 juta (sumber:BPS 2025).
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial, Dra. Mira Riyati Kurniasih, M.Si., dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi antara Kementerian Sosial dan Perguruan Tinggi dalam merancang intervensi sosial berbasis data dan riset akademik. “Kami berharap perguruan tinggi dapat memberikan kajian akademik atas kondisi desa-desa miskin, yang dapat dijadikan pilot project dalam program pemberdayaan sosial. Selanjutnya, akan dilakukan intervensi bersama untuk menciptakan Desa Sejahtera,” ungkap Mira Riyati.
Direktur Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung, Suharma, Ph.D., memandu pertemuan Diskusi ini turut melibatkan Ishaq Zubaedi Raqib (Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Pemberdayaan dan Penanganan Fakir Miskin), Fajar Wahyu Hermawan (Tenaga Ahli Mentri Bidang Konsolidasi Program Pengentasan Kemiskinan), Virgo Sulianto (Tenaga Ahli Menteri Bidang Pemberdayaan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial), Sekretaris Ditjen Pemberdayaan Sosial, Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Poltekesos Bandung, Sentra Terpadu Solo, Sentra Terpadu Temanggung, Sentra Antasena Magelang dan Sentra Satria Baturraden serta 16 perguruan tinggi yaitu Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Negeri Semarang (UNNES), UIN Walisongo Semarang, Universitas Katolik Soegijapranata, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas PGRI Semarang, Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Kristen Teknologi Solo, Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Universitas Wijaya Kusuma, Universitas Muhammadiyah Magelang, Universitas Nahdlatul Ulama Jepara, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Universitas Boyolali, dan Universitas Muhammadiyah Semarang.
Dalam pertemuan ini, para peserta berbagi pengalaman dan program dalam mendampingi masyarakat miskin di desa-desa binaan. Kolaborasi ini dinilai penting untuk merumuskan pendekatan pemberdayaan sosial yang lebih tepat sasaran dan berdampak nyata. Sebagai langkah konkret, pertemuan ini ditutup dengan komitmen bersama untuk menyusun Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kementerian Sosial dan perguruan tinggi di Jawa Tengah. Kerja sama ini diarahkan pada pelaksanaan program pemberdayaan sosial secara terintegrasi dan berkelanjutan.
Dengan semangat kolaboratif, Kementerian Sosial dan dunia akademik berkomitmen mewujudkan masyarakat yang berdaya secara sosial dan ekonomi melalui pendekatan berbasis data, riset, dan inovasi pemberdayaan.
BERITA TERBARU
POPULAR TAGS
Silahkan isi dengan lengkap data di bawah ini.