Humas-Poltekesos, Bandung – Kegiatan praktikum merupakan proses pembelajaran di lapangan, untuk melatih sikap tanggap mahasiswa terhadap permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat, dan memberi kesempatan untuk mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan praktik pekerjaan sosial yang telah dipelajari di kelas. Salah satunya pelaksanaan praktikum laboratorium, yang harus diikuti mahasiswa Poltekesos pada semester VI.

Perkembangan situasi pandemi Covid-19, khususnya varian omicron, yang terus meningkat angka penyebaran di Indonesia, turut mempengaruhi proses pelaksanaan praktikum di Poltekesos Bandung, dimana mahasiswa melaksanakan praktikum di lokasi tempat tinggalnya masing-masing. Oleh sebab itu, diperlukan pedoman pelaksanaan praktikum yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan praktik mahasiswa dalam menerapkan metode/teknik/teknologi pada model pelayanan pekerjaan sosial pada aras mikro, messo, dan makro di masa pandemi Covid-19.

Sejak bulan Januari lalu, Tim Penyusun dan Tim Prodi Pekerjaan Sosial Program Sarjana Terapan, telah melakukan kegiatan Penyusunan Pedoman Praktikum Laboratorium di Masa Pandemi Covid-19. Untuk menyempurnakan rancangan pedoman praktikum yang telah disusun, dilaksanakan pertemuan untuk mengulas dan mendapatkan saran dari narasumber Prof. Adi Fahrudin di BRSPDN Wyata Guna, Jumat (18/02/22).

Ketua Prodi Pekerjaan Sosial, Aep Rusmana, menyampaikan bahwa penyusunan pedoman ini bertujuan untuk menyelaraskan dengan situasi saat ini, yang isinya ditekankan pada pengembangan basic skill (keterampilan umum) mahasiswa, yang diarahkan untuk pencapaian 5 (lima) profil lulusan Prodi Pekerjaan Sosial, yaitu sebagai Pelaksana Intervensi Masalah Kesejahteraan Sosial, Analis Masalah Sosial, Analis Sumber Daya Sosial, Analis Pemberdayaan Masyarakat dan Penyuluh Sosial. Sedangkan keterampilan khusus akan diasah pada pelaksanaan praktikum selanjutnya.

Hal yang sama juga diingatkan oleh Direktur Poltekesos, Marjuki, yang hadir saat membuka pelaksanaan kegiatan. Marjuki meminta agar capaian pembelajaran di Prodi Pekerjaan Sosial terkait pengetahuan, sikap, keterampilan umum dan keterampilan khusus benar-benar diperhatikan dan diselaraskan dengan pedoman praktikum yang disusun.

Dalam pedoman praktikum laboratorium yang telah disusun, terdapat petunjuk pelaksanaan dan tahapan praktikum, tugas supervisor/dosen pembimbing dan mahasiswa praktikan, serta teknik penulisan laporan. Mahasiswa Prodi Pekerjaan Sosial diarahkan untuk menerapkan teknologi pekerjaan sosial yang dipraktikkan dalam 4 (empat) tahapan yaitu tahap engagement, kontak, kontrak dan asesmen. Pelaksanaan keempat tahapan ini dituangkan dalam laporan tertulis dan dilengkapi dengan pembuatan video simulasi penerapan teknologi pekerjaan sosial dalam pertolongan pekerjaan sosial. Pelaksanaan praktikum laboratorium ini juga dilakukan baik secara daring dan luring secara terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Saat ini, mahasiswa Prodi Pekerjaan Sosial Angkatan 2019 sedang melaksanakan kegiatan praktikum selama 10 minggu yang sudah dimulai sejak tanggal 8 Februari s.d 18 April 2022.

Secara umum, pedoman pelaksanaan praktikum laboratorium yang telah disusun Prodi Pekerjaan Sosial dinilai sudah sesuai dan hanya mendapatkan beberapa masukan dari narasumber. Menurut Prof. Adi Fahrudin, pedoman praktikum harus ajeg rujukannya, agar mahasiswa tidak bingung melakukan setiap tahapan. “Secara umum, rujukan yang digunakan cukup satu saja, bahkan jika ingin menggunakan UU Nomor 14 Tahun 2019 juga tidak masalah karena merupakan dokumen formal. Namun tetap bisa dijelaskan berbagai konsep buku yang membahas tentang praktik mikro, messo dan makro”, ujarnya.

Tak hanya itu, Prof. Adi juga memberikan saran mengenai laporan praktikum. Beliau berpendapat bahwa hasil kegiatan praktikum tidak harus selalu berbentuk laporan, bisa juga dalam bentuk prototipe tergantung kreativitas masing-masing mahasiswa untuk setiap proses tahapan yang dilakukan, sehingga akan memperkaya hasil praktikum yang dilaksanakan. ***dee